UPDATESATU.COM – Kehidupan perkuliahan, terutama pada semester akhir, seringkali dianggap sebagai periode yang menantang bagi mahasiswa.
Di tengah tekanan akademik yang tinggi, tuntutan untuk menyelesaikan tugas akhir, ujian, serta kekhawatiran terkait masa depan, masalah kesehatan mental menjadi semakin meruncing.
Sayangnya, dampak dari kondisi ini seringkali diabaikan, padahal bisa berujung pada risiko bunuh diri yang serius.
Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesejahteraan keseluruhan seseorang. Mahasiswa semester akhir yang terlalu fokus pada tugas akademik dan menanggung tekanan yang berat seringkali cenderung mengabaikan kesehatan mental mereka.
Mereka mungkin mengalami stres, kecemasan, depresi, dan perasaan putus asa yang dapat mengganggu kualitas hidup dan mengarah pada pemikiran bunuh diri.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental mahasiswa semester akhir antara lain:
Tekanan Akademik
Tuntutan untuk menyelesaikan tugas akhir, skripsi, atau proyek akhir dalam batas waktu tertentu seringkali menjadi sumber stres yang besar bagi mahasiswa. Mereka mungkin merasa tidak mampu mengatasi beban kerja yang tinggi dan merasa putus asa jika merasa tidak berhasil.
Ketakutan akan Masa Depan
Mahasiswa semester akhir seringkali menghadapi ketidakpastian terkait pekerjaan dan karir setelah lulus. Ketakutan akan menghadapi dunia nyata, mencari pekerjaan, atau mengejar impian mereka dapat menyebabkan kecemasan yang signifikan.
Isolasi Sosial
Terutama selama masa pandemi, mahasiswa mungkin mengalami isolasi sosial yang meningkat karena pembelajaran jarak jauh dan keterbatasan interaksi dengan teman sebaya. Rasa kesepian dan kurangnya dukungan sosial dapat memperburuk masalah kesehatan mental.
Tuntutan Finansial
Masalah keuangan seperti biaya kuliah yang tinggi, kesulitan mendapatkan pekerjaan paruh waktu, atau masalah keuangan pribadi lainnya juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan.
Pentingnya menjaga kesehatan mental mahasiswa semester akhir tidak boleh diabaikan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah risiko bunuh diri dan meningkatkan kesehatan mental:
Mencari Dukungan
Mahasiswa harus merasa nyaman untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau konselor jika mengalami masalah kesehatan mental. Berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka dapat membantu mengurangi tekanan dan memperoleh perspektif yang lebih baik.
Menjaga Keseimbangan
Penting bagi mahasiswa untuk menjaga keseimbangan antara akademik, kehidupan sosial, dan kesehatan pribadi. Merencanakan waktu untuk istirahat, relaksasi, dan hobi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Menggunakan Sumber Daya Kampus
Banyak perguruan tinggi menawarkan layanan kesehatan mental, konseling, dan dukungan lainnya bagi mahasiswa. Mahasiswa harus memanfaatkan sumber daya ini ketika diperlukan dan tidak ragu untuk mencari bantuan.
Memprioritaskan Diri Sendiri
Mahasiswa harus mengenali pentingnya merawat diri sendiri dan tidak mengabaikan tanda-tanda peringatan kesehatan mental. Merawat tubuh dengan makanan sehat, olahraga, tidur yang cukup, dan praktik perawatan diri lainnya dapat membantu menjaga kesehatan mental.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kesehatan mental dan langkah-langkah untuk merawatnya, diharapkan risiko bunuh diri pada mahasiswa semester akhir dapat dikurangi, dan kualitas hidup mereka dapat ditingkatkan secara keseluruhan. (*)