Oleh: Aficena Sakila,S.S
(AktivisDakwahMuslimahDeliSerdang)
Serangan Israel ke Jalur Gaza semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir. Hampir 200 warga Palestina telah terbunuh dalam dua hari terakhir, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Serangan-serangan ini telah menargetkan pemukiman warga sipil dan fasilitas umum, termasuk rumah sakit. Pada hari Jumat (1 Maret), pasukan Israel memaksa evakuasi pasien dan staf dari dua rumah sakit di Gaza utara di bawah ancaman serangan.
Sebelumnya, pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan dan menahan direktur rumah sakit. Pada Sabtu pagi (1 April), sedikitnya 11 anggota keluarga al-Ghura terbunuh dalam sebuah serangan di daerah Shujaya, Gaza utara (Kumparan.com). Serangan tersebut terjadi karena Israel menuntut gencatan senjata sebagai imbalanataskembalinya para sandera Hamas.
Namun, Israel sering kali mengingkari kesepakatan. Misalnya, pada 16 Juni 2024, Israel mengumumkan jeda taktis dalam serangan tersebut, namun kembali melancarkan serangan di Rafah Timur keesokan harinya (Tribunnews.com). Fakta ini menunjukkan bahwa Israel sering mengkhianati kesepakatan. Pendudukan Israel atasPalestinalebih dari sekedar konflik regional.
Ambisi Zionis meliputi wilayah dari Sungai Nil hingga Sungai Efrat. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan Israel tidak hanya mencakup Palestina, tetapi juga Yordania, Lebanon, Yaman, dan Jazirah Arab bagian utara. Wilayah Levant, termasuk Palestina, memiliki nilai strategis dan religius dalam sejarah Islam.
Rasulullah saw. bersabda, “Berbagai cobaan akan menimpa umat Islam. Ketahuilah bahwa keselamatan itu ada di negeri Syam” (HR. Ahmad dan Abu Daud). Hadits ini menekankan pentingnya Syam sebagai wilayah strategis bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan besar. Kegagalan para pemimpin Muslim dan solusi kekhalifahan Sayangnya, para pemimpin negara-negara mayoritas Muslim hanya melakukan dialog dan saling menyalahkan, tanpa tindakan nyata untuk menghentikan genosida Palestina.
Mereka lebih mementingkan hubungan diplomatik dengan pihak asing daripada membela umat Islam yang tertindas. Islam mengajarkan bahwa kekerasan hanya bisa dilawan dengan kekerasan. Nabi memberikan contoh pasukan Muslim yang terdiri dari 3.000 orang dengan berani menghadapi pasukan Romawi yang berjumlah 200.000 orang dalam pertempuran melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 629 Masehi. Hal ini dimungkinkan karena Islam pada saat itu merupakan kekuatan besar yang terorganisir di bawah kepemimpinan seorang khalifah.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya imam (pemimpin) adalah perisai. Imam (pemimpin) adalah perisai, dan orang-orang berperang di belakang imam dan berlindung kepadanya” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, solusi yang tepat untuk pendudukan Israel di Palestina adalah mengembalikan kekhalifahan sebagai pelindung umat Islam. Dengan adanya Khilafah, umat Islam dapat bersatu melawan penjajahan dan benar-benar melindungi saudara-saudara mereka di Palestina. Warrah al-Alam Bishawab.